Siapa Bilang Bumil Nggak Bisa Tampil Kece?

Siapa Bilang Bumil Nggak Bisa Tampil Kece?

Sejak tahu dan dinyatakan positif hamil, salah satu hal yang saya khawatirkan adalah stock baju. Saya nggak punya banyak baju hamil. Untungnya, beberapa baju saya semenjak pakai hijab sudah banyak yang gombrong, tapi tetap saja hanya bisa kepakai sampai beberapa bulan. Ketika perut sudah semakin besar dan besar, harus dipikirkan lagi outfit yang cocok dan nyaman buat ibu hamil (bumil).

(Baca juga: Cerita Program Hamil Ketiga: Akhirnya Garis Dua)

Trimester pertama kehamilan masih bisa dibilang sebagai masa-masa yang aman buat saya berpakaian. Apalagi sekarang saya sudah sangat mengurangi keluar rumah. Itu berarti nggak usah pusing mau pakai baju apa lagi setiap mau keluar rumah. Celana kulot dan tunik jadi andalan. Namun, ketika masuk trimester kedua dan perut sudah mulai kelihatan atau membesar, beberapa baju pun mulai terasa sesak. Tunik yang tadinya nyaman dipakai jadi berasa engap. Sementara celana kulot andalan yang biasa enak dipakai, lama-lama karetnya terasa sangat kencang di perut.

Belum lagi nggak pede karena badan mulai membesar dimana-mana. Ya memang udah kodratnya jadi ibu hamil, mulai dari dada, perut, pinggang, pinggul, sampai pantat semuanya membesar. Namun, rasanya ingin sekali tetap terlihat kece walau hampir di semua anggota badan membesar. Waduh bumil banyak maunya nih, hehehe. Ya ndak apa-apa lah yaa. Bumil kan juga berhak tampil kece. Rasanya pencarian outfit yang sesuai buat bumil mengalami perjalanan panjang nih dalam diri saya.

hamil pertama usia kandungan hampir 5 bulan masih bisa pakai kebaya, lah kalau sekarang? Hmmm…

Kriteria Baju untuk Bumil

Buat saya, memilih baju buat bumil itu gampang-gampang susah. Dulu, pas waktu hamil pertama kali saya bolak-balik beli celana hamil berupa celana kain model pensil. Tapi toh ketika pantat dan perut semakin membesar, celana tersebut kok terasa makin sempit ya. Padahal sudah ada kancing pengatur di bagian pinggang. Apalagi dulu saya masih aktif kerja, alhasil kalau dibawa gerak celana berasa mau sobek. Hmm, kan nggak lucu ya tiba-tiba celana sobek pas lagi jongkok mau door stop pejabat.

Karena nggak nyaman, celana-celana hamil warisan kehamilan pertama nggak saya pakai lagi di kehamilan ketiga ini. Alasannya karena saya merasa kehamilan ketiga ini size-nya beda, lebih besar semua-muanya di ukuran bulan yang sama. Akhirnya saya labuhkan urusan celana ke celana kulot saja dengan harapan karena saya punya banyak koleksi celana kulot, sizenya besar, dan membuat leluasa bergerak. Nyatanya? Nggak selamanya begitu. Masuk usia kandungan 5 bulan, celana kulot mulai engap dipakai. Karetnya mulai ´nyekek´ di perut, huhu. Pencarian celana hamil yang nyaman pun harus dimulai kembali.

Sementara untuk baju, tunik-tunik saya sudah mulai susah dipakai. Apalagi tunik yang ukurannya pendek. Kalau nggak dikasih dalaman, bisa-bisa udel dan perut saya kemana-mana. Belum lagi bahannya yang lumayan tebal kadang membuat saya nggak nyaman karena bikin gerah. Huhuhu, rasanya bumil harus menyeleksi lagi nih baju-baju yang cocok dipakai saat hamil. Ternyata nyari baju yang kece buat bumil itu memang gampang-gampang susah.

Nah, buat saya, kira-kira ada 3 hal yang bisa jadi kriteria baju buat bumil, antara lain:

1. Faktor kenyamanan

Faktor ini adalah yang paling penting buat saya. Jangan sampai bumil jadi kormod alias korban mode. Pengen terlihat cantik dan kece tapi malah sama sekali nggak nyaman. Oleh karena itu, faktor kenyamanan adalah faktor yang paling penting buat outfit bumil. Ada beberapa hal yang menentukan faktor kenyamanan outfit untuk bumil, antara lain:

  • Ukuran
Baca Juga:   Tetap Menawan dengan Hijab Instan

Buat saya, ukuran adalah salah satu faktor yang mendukung kenyamanan outfit bumil. Ukuran yang nyaman buat outfit bumil tentu saja yang nggak terlalu ketat baik itu untuk atasan, bawahan, bahkan dalaman. Outfit yang terlalu ketat akan membuat sirkulasi darah nggak lancar dan membatasi gerak. Efeknya biasanya saya akan merasa pusing, mual, engap, atau sesak nafas. Sementara itu, buat saya bagian dada, perut, dan pantat adalah bagian-bagian yang ´big no no´ banget buat dikasih ukuran yang terlalu ketat.

4 tahun yang lalu, hamil pertama usia kandungan 5 bulan masih bisa pakai celana legging. Sekarang sudah nggak bisa lagi, huhuhu

Bagaimana kalau terlalu longgar atau gombrong? Buat saya ini lebih baik daripada yang terlalu ketat. Namun, buat beberapa orang yang sangat aktif outfit yang terlalu gombrong bisa jadi membuat mereka nggak fleksibel alias riweuh saat bergerak. Alangkah baiknya jika baju buat bumil adalah yang fleksibel, artinya bisa diatur sesuai dengan bentuk tubuh, ukuran badan, dan usia kehamilan.

  • Bahan baju

Nggak dipungkiri kalau seorang ibu hamil gampang banget gerah ataupun berkeringat apalagi buat saya yang berhijab. Oleh karena itu, bahan baju yang adem dan menyerap keringat itu diperlukan buat seorang bumil. Baju yang tebal, bikin gerah, nggak menyerap keringat, atau malah bikin bau badan saat dipakai bumil adalah ´big no no´ buat saya. Apalagi saat hamil ini dokter melarang buat pakai kosmetik apapun termasuk roll on atau parfum. Makanya, saya benar-benar selektif dalam memilih bahan baju hamil.

2. Model baju

Zaman ibu saya hamil adik saya (sekitar tahun 90an akhir), model baju hamil buat ibu-ibu ya itu-itu aja. Biasanya adalah baju daster terusan yang nantinya kalau sudah melahirkan nggak bisa dipakai lagi. Selain itu, baju hamil yang seperti itu kesannya tua dan ibu-ibu banget. Semakin berkembangnya zaman, model baju hamil pun menjadi bermacam bentuknya. Nggak harus daster terusan. Ada yang berupa setelan atau bahkan gamis.

Buat saya, model baju hamil itu menentukan tingkat percaya diri. Bumil walaupun menggendut kan tetap pengen terlihat langsing, hehehe. Baju hamil yang modelnya nggak kuno, membentuk badan, dan mendukung mobilitas bumil (apalagi buat bumil yang juga wanita karir atau sering keluar rumah) punya nilai plus tersendiri.

3. Multifungsi

Alangkah nikmatnya punya baju hamil yang jangka panjang. Artinya nggak cuma bisa dipakai pas hamil, tetapi bisa juga saat menyusui atau bahkan di hari-hari biasa saat si kecil lulus ASI. Rasanya jadi nggak mubazir walaupun mahal-mahal beli baju hamil yang kayak gini.

Baju hamil yang multifungsi (biasanya bisa sekalian buat hamil dan menyusui) tentu selain harus nyaman dipakai juga punya akses khusus yang memudahkan sang ibu saat mau menyusui. Biasanya akses khusus tersebut bisa berupa kancing depan atau lubang khusus yang memudahkan ibu saat akan menyusui. Lebih nikmat lagi kalau baju hamilnya nggak cuma bisa dipakai buat santai atau saat di rumah, tetapi juga bisa dipakai hang out atau datang ke acara-acara yang semiformal. Kalau udah begini, rasanya pengen beli baju hamil multifungsi yang banyak buat koleksi.

Baca Juga:   Kamu Tim Mana, Hijab Segi Empat atau Pashmina?

Menemukan Kenyamanan pada Mooimom Maternity Wear

Perjalanan panjang mencari outfit buat bumil menemukan asanya kala bertemu dengan brand Mooimom. Brand yang satu ini memang mengkhususkan diri dengan produk untuk ibu hamil dan menyusui, termasuk di dalamnya adalah outfit untuk ibu hamil. Tahu banget dengan karakteristik bumil zaman now yang tetap pengen tampil kece tapi juga ingin selalu nyaman, Mooimom mengakomodasi hal itu dan memberikan beberapa alternatif outfit yang bisa dipakai buat bumil. Outfitnya selain mengikuti perkembangan mode juga memiliki warna yang adem, bahan nyaman, dan tentunya fleksibel buat dipakai bumil yang berhijab maupun nggak.

(Baca juga: 5 Tiruan Gaya Berhijab Ibu Pejabat)

Jatuh cinta pertama kali saya dengan Full Lace Long Sleeves Nursing Dress adalah karena modelnya. Modelnya yang menurut saya nggak kaku buat ukuran baju hamil dan menyusui. Selain itu, bahan baju yang terbuat dari material brukat bisa banget dipakai di berbagai kesempatan, baik itu formal seperti kondangan atau sekadar hang out. Semakin detail melihat, saya jatuh cinta sama warna-warnanya yang variatif, dari basic colour (hitam), bold (merah dan biru), hingga pastel (soft pink) semuanya ada.

Surprisingly, ketika melihat dan menyentuh langsung barangnya saya senang sekali. Kain brukat yang biasanya identik dengan kaku, panas, dan gatal saat dipakai ternyata nggak di baju ini. Kain brukatnya sangat halus, bahannya juga jatuh. Saat dipakai pun membentuk badan dan nggak kaku melebar-lebar. Nggak heran sih memang karena ternyata baju ini terbuat dari 65% katun dan 35% spandek.

detail brukatnya elegan tapi materialnya nggak kaku dan bikin gerah

Dari segi model, inilah yang paling saya suka karena baju ini sangat fleksibel. Didesain dengan lengan panjang, baju ini bisa berfungsi sebagai mini dress bagi mereka yang tak berhijab dan atasan bagi mereka yang berhijab. Bagian lengan yang masih terlihat kulit bisa disiasati dengan menggunakan dalaman manset oleh saya. Sementara itu, bagian perut dan pinggang bisa diatur bentuknya karena terdapat pita di bagian belakang yang juga berfungsi sebagai pemanis. Karena didesain sebagai baju hamil dan menyusui, lubang di bagian dada pun mudah untuk diakses.

Trus bagaimana mix n match baju ini?

Saya lebih suka menjadikannya sebagai atasan atau tunik yang dikombinasikan dengan bawahan celana kebangsaan saya alias celana kulot. Pilihan warna hijau menurut saya terasa segar dilihat. Sementara itu, hijab dengan warna yang lebih muda bisa dikombinasikan sebagai pelengkap. Dengan outfit yang seperti ini, saya bisa melenggang ke kondangan atau sekadar hang out. Kalau mau ke kondangan, tinggal ganti aja alas kakinya dengan yang lebih formal seperti high heels atau wedges. Selain itu, atasan ini sifatnya ‘everlasting’ dalam artian bisa digunakan nanti kala saya sudah melahirkan atau nggak menyusui lagi karena modelnya memang fleksibel dan secara harfiah bukan ´baju hamil banget´.

(Baca juga: Kamu Tim Mana, Hijab Segi Empat atau Pashmina?)

Sejak perlahan memutuskan memensiunkan celana jeans, legging, dan celana ketat lainnya, kulot atau palazzo pants jadi ´sahabat baik´ saya. Awalnya saya kira celana yang membuat saya bebas bergerak ini akan jadi sahabat baik sampai perut membesar alias 9 bulan. Nyatanya, masuk usia kehamilan 5 bulan kulot sedikit tak bersahabat. Karet di bagian pinggangnya terasa sesak di perut. Sedangkan bagian paha dan pantat mulai mengetat dan sangat membentuk badan ketika saya pakai tunik atau atasan pendek. “Hmmm, ya iyalah” dalam hati saya mengiyakan. Kulot kan memang peruntukannya bukan spesialis sebagai celana hamil.

Baca Juga:   Ide Couple Look Keren dan Antialay buat Pasangan

(Baca juga: Bebas Repot dengan Celana Kulot)

Lalu saya berangan-angan ingin punya celana hamil berbentuk kulot. Sayangnya, celana-celana hamil yang dijual di pasaran biasanya adalah celana model pipa atau pensil yang juga bisa dipakai sebagai celana kerja. Saya nggak mau itu karena memang niatnya sekarang ingin pakai bawahan yang sebisa mungkin tidak membentuk badan tapi tetap berbentuk celana. Untunglah pencarian saya menemukan titik temu kala saya berjodoh dengan Maternity Pinstripe Wide Leg Trouser dari Mooimom.

Desain celana yang longgar dan lebar di bagian bawah mendukung misi saya buat berpakaian tidak membentuk badan namun masih bisa digunakan untuk aktif bergerak. Apalagi material celana yang terbuat dari 65% cotton dan 35% spandex terasa nyaman dan adem dipakai. Sementara itu bagian pinggang dilengkapi kain penyangga perut dan kancing pengatur yang bisa disesuaikan dengan ukuran kehamilan. Inilah yang bikin saya semakin nyaman dengan Maternity Pinstripe Wide Leg Trouser ini karena ketika dipakai pun perut terlindungi. Karet pun tidak terasa ´mencekik´ dan meninggalkan bekas di perut. Jadi, nggak ada lagi deh alasan engap atau sesak saat memakai celana kulot.

kain penyangga perut
kancing pengatur yang panjang dan bisa disesuaikan dengan usia kandungan

Trus bagaimana mix n match celana hamil ini?

Karena bentuknya yang memang seperti ´celana kebangsaan´ saya, nggak sulit kok buat mix n match Maternity Pinstripe Wide Leg Trouser ini. Tinggal padukan saja dengan atasan-atasan saya yang lain baik itu tunik ataupun outer. Saya tetap bisa tampil kece dan nyaman. Selain itu, warna celana yang merupakan warna dasar (hitam) memudahkan saya buat mix n match dengan baju berwarna lainnya. Yang paling saya suka adalah, warna hitam ini bisa menyamarkan bentuk tubuh bumil yang membesar. Yah, walaupun hampir di semua bagian tubuh bumil membesar kan pengen juga setiap berpenampilan dipuji dengan kalimat ´wah hamil tapi tetap langsing ya´, haha.

Itu dia 2 outfit dari Mooimom yang saya suka banget pakai saat hamil ini. Ternyata pas saya kepoin langsung website-nya, masih banyak outfit lucu-lucu buat bumil dan busui (ibu menyusui). Kalau kayak begini, bumil dan busui tetap bisa tampil kece dan stylish meski badan membesar dan tak seperti dulu lagi kala masih gadis. Outfitnya juga mix n match-able banget dan bisa dipakai di banyak suasana, dari santai, semiformal, sampai formal.

Buat yang masih penasaran, coba buka aja website Mooimom atau pantengin akun-akun social medianya. Selain akan menemukan koleksi outfit kece buat bumil dan busui, kamu juga akan menemukan banyak tips tentang kehamilan dan menyusui lho!

Website: www.mooimom.id
Facebook fanpage: MOOIMOM
I
nstagram: @mooimom

4 Comments
Previous Post
Next Post
Ayomakan Fast, Feast, Festive 2023
Rekomendasi

Jelajahi Kuliner Bersama AyoMakan Fast, Feast, Festive 2023