SoMan, Oleh-Oleh Berharga Blogger Day 2017 yang Kini Jadi ‘Sahabat’ Perut

SoMan, Oleh-Oleh Berharga Blogger Day 2017 yang Kini Jadi ‘Sahabat’ Perut

Awal Maret 2017 saat Mbak Wawa Fajri dari BloggerCrony mengumumkan akan ada event Blogger Day 2017 by SoMan saya sempat bingung mau ikut apa nggak. Pasalnya, saya sering ragu ikut event blogger yang menginap karena sering bermasalah dengan perut dan pencernaan. Karena kalau sudah bermasalah sama pencernaan, akibatnya bisa kemana-mana. Namun, dengan bismillah akhirnya saya putuskan ikut Blogger Day 2017. Tapi setelah event selesai, ada cerita lain yang bikin saya sering menangis di kamar mandi karena kesakitan.

Satu hal yang saya takutkan kalau ikut Blogger Day 2017 adalah jadi susah buang air besar (BAB). Memang agak lebay sih kalau didengar orang lain. Tapi buat saya hal itu jadi pertimbangan yang cukup berat. Pasalnya, kalau sudah susah BAB, efeknya akan kemana-mana di diri saya. Iya, karena saya adalah orang yang sering sekali bermasalah dengan pencernaan. Sebelum Blogger Day 2017 adalah saat-saat dimana saya sedang sangat nyaman dengan pencernaan saya. Takutnya, setelah ikut Blogger Day 2017 saya justru jadi bermasalah lagi dengan pencernaan.

(Baca juga: Mengenal Banyak Karakter Blogger di Blogger Day 2017)

Saya adalah orang yang sering bermasalah dengan pencernaan khususnya BAB. Orang-orang terdekat saya udah tahu banget hal ini. Itulah kenapa, saya sering banget kena sariawan. Ya, karena kalau pencernaan saya sudah terganggu maka sariawan akan berdatangan dan itu semakin bikin saya nggak nyaman. Efeknya pun bisa kemana-mana. Bahkan, saya pernah nyaris ambeien gara-gara saking susahnya buang air besar. Kalau lagi susah-susahnya, kadang saya sampai nangis di atas kloset karena sakit banget.

‘Too Much Obat Will Kill You’

Foto ilustrasi (Sumber dari: Pixabay)
Foto ilustrasi (Sumber dari: Pixabay)

Kalau bisa diibaratkan, perut saya itu ibarat kantong bolong. Bagian atas (mulut) diisi, nggak berapa lama harus segera BAB alias dikeluarkan. Makanya, saya suka enggan kalau terlalu banyak makan saat di perjalanan atau sedang bertamu. Bukannya tanpa sebab, kalau tiba-tiba kebelet dan situasinya sedang nggak enak atau nggak nyaman bisa jadi runyam. Saya bisa saja nahan hasrat ingin BAB. Tapi sekalinya BAB ke-pending maka masalah pun akan dimulai. Perut jadi begah, nggak bisa BAB berhari-hari, panas dalam, dan akhirnya timbul sariawan.

Ini juga yang membuat saya enggan ikut acara blogger yang jamnya terlalu pagi, misalnya jam 06.00 hingga 09.00 pagi. Karena saat-saat itulah saya lagi ‘menata’ perut dengan makan buah lalu menikmati lancarnya BAB. Taruhlah kalau saya datang ke acara blogger yang jamnya pagi hari, otomatis saya nggak sarapan dan nantinya makan di luar rumah. Setelah makan perut akan bergejolak. Kalau lagi di kendaraan atau di dalam acara, mau nggak mau harus saya tahan. Setelah itu baru deh terasa efeknya.

Saya sudah merasakan gejala ini sejak kuliah. Jadwal kuliah pagi kadang bikin hasrat BAB saya jadi ketahan. Ujung-ujungnya saya selalu minum obat pencahar di malam hari. Namun, ketika pagi perut jadi melilit ingin BAB terus. Karena ada jadwal kuliah pagi, maka saya pun ambil jalan pintas dengan meminum obat antidiare. Kebiasaan itu terjadi berulang sampai berefek saya sering mual. Teman sebelah kamar kost saya, Achie, pun akhirnya tahu. Achie mengira saya pengen kurus karena bolak-balik meminum obat pencahar. Padahal bukan itu tujuannya.

Sampai akhirnya, Achie yang lulusan SMF (Sekolah Menengah Farmasi) bilang “Wier, kenapa logo apotek itu ular? Karena salah satu filosofinya, ular itu bisa sebagai obat zaman dulu. Tapi kalau kebanyakan bisa mematikan. Sama aja kayak lo kalau kebanyakan minum obat tanpa terkontrol malah bisa bikin rusak badan sendiri.”

Ucapan Achie itu masih terngiang-ngiang di kuping saya sampai sekarang. Lalu apakah saya nggak minumin obat pencahar lagi? Masih kok tapi kalau terpaksa banget. Itu juga nggak disertai sama obat antidiare setelahnya. Kapok saya.

Oleh-Oleh Blogger Day 2017

Apa yang saya perkirakan di Blogger Day 2017 terjadi juga. Saya susah BAB di sana. Banyak makan, kebelet BAB saat jam-jam workshop yang materinya sayang buat ditinggalkan, sampai antrean kamar mandi yang cuma ada 1 di kamar bikin BAB jadi ke-pending. Perut serasa begah dan gede banget. Makanya, begitu turun kereta sepulangnya dari Blogger Day 2017 saya langsung bilang ke suami “Aku mau makan bakso yang puedess banget biar lancar BAB nih”.

Komentar suami cuma “Masalah klasik pasti nih”.

Akhirnya saya dan suami mampir ke tukang bakso. Hasrat makan bakso pedas pun terpenuhi demi membuang isi perut yang belum keluar selama 3 hari. Rasanya begah dan berat banget ini perut.

Esoknya, perut memang mulai bergejolak melilit. Setelah ditongkrongin di toilet tak ada hasilnya. Perut masih melilit. Biasanya, setelah dikasih makan pedas perut saya memang bereaksi dan cara ini ampuh untuk mengobati susah BAB setelah berhari-hari lamanya. Namun, kali ini rasanya beda.

Satu hari, dua hari belum juga ada hasil. Yang ada malah perut saya terasa panas. Ditambah tenggorokan juga panas seperti panas dalam. Saya pun memilih beli cairan pereda panas dalam. Namun hasilnya tetap sama. Perut tetap melilit tapi ketika dibawa ke kamar mandi yang ada hanya keluar angin. Makan pun jalan terus tapi pengeluaran seret. Padahal saat itu saya sudah konsumsi jeruk nipis dan juga sayur untuk melancarkan BAB. Hasilnya masih nihil.

SoMan yang saya dapat dari Blogger Day 2017
SoMan yang saya dapat dari Blogger Day 2017

Sambil bongkar-bongkar tas di hari ketiga pasca-Blogger Day 2017, saya menemukan SoMan. Sekilas saya berpikir, apa saya coba minum SoMan aja ya? Lalu saya runutkan penjelasan pemateri saat workshop SoMan plus saya baca lagi product knowledge tentang SoMan yang saya bawa.

Baca Juga:   Program Hamil dan Ketakutan terhadap Diabetes

Sehat bersama SoMan

SoMan (Sozo Formula Manggata) adalah obat herbal dalam bentuk cair (tetes) yang diformulasikan untuk membantu meningkatkan imun tubuh. SoMan mengandung campuran 18 buah-buahan, 12 sayur-sayuran, dan 9 rempah pilihan. SoMan mengandung senyawa fitonutrien yang baik untuk memelihara daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan. SoMan juga mengandung multivitamin (A, C, E, K), asam amino essensial & non-essensial, EPA, DHA, dan omega (3,6,9).

Nama SoMan bukanlah nama yang asing di telinga saya. Sewaktu masih kerja di TV berita dulu, saya sering lihat SoMan diperbincangkan di suatu acara di tempat kerja saya. Makanya, saya kenal SoMan sebagai jamu tetes karena dulu pun brandingnya seperti itu. Beruntung, saat Blogger Day 2017 lalu para peserta diberi penjelasan lebih banyak tentang SoMan. Tak hanya diberi produk dan sampel minuman yang telah ditetesi SoMan, workshop tersebut pun menghadirkan Tatu Ratna Sari, S.Farm., Apt., Konsultan Produk Soman dan dr Grace Maria Salindeho, M.Kes selaku Konsultan Medis PT SoMan Indonesia.

Hadirnya dr Grace yang mewakili dunia kedokteran dalam workshop tersebut merupakan fenomena yang jarang saya lihat. Jujur, saya sangat jarang dan hampir tidak pernah melihat seorang dokter yang ‘bersahabat’ dengan obat herbal. Namun, dr Grace berbeda. Dokter yang bekerja sebagai dokter praktik di Puskesmas Madya Pangolombian, Tomohon ini berkenalan dengan SoMan beberapa tahun yang lalu. Dr Grace yang tadinya peminum obat sakit kepala pernah sampai merasakan perdarahan akibat terlalu ketergantungan oleh obat kimia. Hingga akhirnya ia bertemu dengan SoMan.

Sebagai seorang ahli medis, dr Grace tidak serta merta percaya khasiat SoMan sebagai pengganti obat. Ia perlu tahu dulu kejelasan produknya, dari pabrik, bahan, pembuat, hingga uji klinis yang dilakukan.

“Saya tidak bisa dibeli dengan uang,” ujar dr Grace, idealis.

Pihak SoMan pun dengan terbuka menyambut dr Grace dan memberikan banyak informasi tentang SoMan. Setelah itu dr Grace pun percaya terhadap kandungan dan uji klinis SoMan. Sekarang, dokter yang juga aktif sebagai dokter keluarga BPJS ini pun menjadi Konsultan Medis PT SoMan Indonesia dan tak segan untuk merekomendasikan SoMan pada pasiennya.

dr Grace Maria Salindeho - Konsultan Medis SoMan
dr Grace Maria Salindeho – Konsultan Medis SoMan

Faktor gaya hidup, makanan, dan lingkungan memang menjadi faktor-faktor yang memengaruhi sistem imun tubuh kita. Faktor-faktor itu pula yang bisa mengakibatkan penyakit kronik apabila kita tidak memerhatikannya dan terjerumus dalam kebiasaan hidup yang serampangan.

Sumber dari segala penyakit adalah apa yang kita masukan ke dalam perut

Oleh karena itu, penting sekali untuk memilih dan memilah makanan apa saja yang akan kita makan. Salah sedikit saja mungkin bisa berakibat fatal bagi kesehatan. Inilah yang pada akhirnya akan menjadi penyebab banyak penyakit kronis. Nah, SoMan menjadi salah satu alternatif yang bisa bersinergi dengan obat kimia untuk menangkal, mengurangi, atau menyembuhkan penyakit-penyakit kronis tersebut.

“SoMan bekerja dengan cara membantu meregenerasi sel yang sakit, menyehatkan, lalu menutrisi sel tersebut. Daya tahan tubuh yang kuat mampu menangkal berbagai macam penyakit seperti diabetes, komplikasi, hipertensi, kolesterol, jantung, stroke, masalah pencernaan, hingga luka luar,” ujar Tatu Ratna Sari.

Tatu Ratna Sari,
Tatu Ratna Sari, Konsultan Produk SoMan

Itulah sebabnya, selain bisa sebagai multivitamin SoMan juga bisa berfungsi sebagai obat herbal yang bisa membantu ikhtiar kesembuhan bagi mereka yang menderita penyakit kronis. Beberapa hal yang menjadi keunggulan SoMan dan mengapa memilih SoMan dibandingkan obat kimia, antara lain disimpulkan dalam istilah 7TER:

1. TERBANYAK
SoMan terbuat dari 39 bahan alami berkhasiat yang terdiri dari buah-buahan, sayur, dan rempah terpilih yang diproses secara bioteknologi modern selama 9-12 bulan di pabrik yang berstandar CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Benar). Jadi memang tidak mengada-ada jika bahan baku SoMan terbanyak dibanding dengan jamu tetes lain yang beredar di pasaran. Beberapa bahan baku yang menjadi komposisi dalam SoMan antara lain mengkudu, manggis, belimbing bintang, belimbing wuluh, wortel, pepaya, terung ungu, seledri, buah merah, buah maja, kemangi, manggata, sirsak, kayu manis, temu putih, ketepeng Cina, dan masih banyak lagi. Walaupun SoMan diproduksi secara bioteknologi modern, tetapi produk ini bebas alkohol. Jadi aman untuk dikonsumsi baik orang tua, anak-anak, ibu hamil, maupun ibu menyusui.

komposisi SoMan
komposisi SoMan

2. TERKUAT
Di dalam SoMan terdapat kandungan rempah yang berfungsi untuk meningkatkan vitalitas pria. Jadi, SoMan juga berfungsi sebagai obat kuat bagi para pria. Salah satu kandungannya yaitu pasak bumi memang dikenal membantu meningkatkan vitalitas kaum Adam. Selain itu, label terkuat bukan berdasarkan hal itu saja tetapi juga kandungan lainnya seperti buah kiwi dalam komposisi SoMan yang berfungsi sebagai Super Antioksidan. Super Antioksidan ini jika dikonsumsi berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh serta sebagai sarana detoksifikasi. Kandungan ini akan lebih berfungsi jika SoMan sudah dikonsumsi sejak sang ibu hamil. Artinya, sejak dalam kandungan sang jabang bayi akan mendapatkan asupan asam amino, omega (3, 6, 9), EPA, dan DHA yang sangat baik untuk pembentukan otak dan tumbuh kembang janin.

3. TERTINGGI
Sebagai jamu tetes, SoMan memiliki pH basa 9+ sedangkan pH ideal tubuh adalah 7-7,4. Ini berarti kandungan pH dalam SoMan di atas 9 dan sangat bagus untuk menetralisir pH asam tubuh. Kalau pH tubuh turun hingga di bawah 7 akan menyebabkan penyumbatan racun dalam sel dan penumpukan CO2 sehingga tubuh lebih rentan terkena penyakit dari penyakit ringan seperti flu hingga penyakit kronis seperti serangan jantung, diabetes, kolesterol, komplikasi, hingga kanker (pH orang terkena kanker sudah berada di angka 2-3). Karena memiliki kadar pH basa, maka SoMan baik dikonsumsi 1 jam sebelum makan untuk mendukung kesehatan pencernaan.

Baca Juga:   [SP] 5 Rekomendasi Rumah Sakit di Penang yang Bisa Dijadikan Pilihan Berobat

4. TERKOMPLEKS
Pemilihan bahan baku yang banyak dan beragam, pengolahannya yang melibatkan bioteknologi modern, dan difermentasi selama 9-12 bulan untuk mencapai pH 9+ membuat SoMan menjadi produk jamu tetes yang terkompleks. Walaupun tak memiliki rasa dan bau saat diteteskan dalam air dan diminum, tetapi SoMan mampu menutrisi sel-sel tubuh kita untuk menjadi sehat dan mampu memperbaiki serta meregenerasi sel imun. Meski melalui proses fermentasi, SoMan tidak mengandung alkohol. Hal ini juga dibuktikan dengan sertifikasi halal dari MUI yang telah dimiliki SoMan.

soman-halal

5. TERUJI DAN TERPERCAYA
SoMan telah mengantongi serangkaian uji antara lain Uji Kandungan & Toksisitas di Laboratorium Saraswati Indo Genetech, Uji Fitokimia di LPPM IPB, Uji Pre-Klinik Kolesterol di Universitas Pancasila, dan Uji Klinik Diabetes di Universitas Gadjah Mada. Di tengah banyaknya jamu abal-abal berbahaya, produk SoMan justru telah teregistrasi di BPOM. Bahkan dalam Uji Klinik Diabetes di UGM, penggunaan SoMan dengan dosis 10 tetes selama 3 kali sehari yang dikombinasikan dengan metformin menunjukkan penurunan kadar gula darah puasa yang cukup signifikan dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi SoMan.

hasil cek BPOM produk SoMan
hasil cek BPOM produk SoMan

6. TERBUKTI
Sudah banyak orang yang membuktikan khasiat SoMan baik itu sebagai penjaga daya tahan tubuh atau pendamping obat dalam masa penyembuhan. Untuk menjadikan SoMan sebagai jamu tetes yang terbukti ampuh ini tidak main-main karena SoMan memiliki 11 Dokter perusahaan, 4 Apoteker, 1 Farmasis, 2 Ahli Gizi, 1 Fisioterapi, Ahli Akupuntur, dan Ahli Pengobatan Timur yang siap menjadikan SoMan sebagai jamu tetes yang terbaik.

7. TERBAIK
Sebagai obat herbal, perusahaan pembuat dan distributor SoMan jelas. SoMan dibuat oleh PT Harvest Gorontalo Indonesia yang pabriknya terletak di Gorontalo dan dipasarkan oleh PT SoMan Indonesia. PT Harvest Gorontalo Indonesia adalah inovator produk kesehatan yang memanfaatkan tanaman obat herbal asli Nusantara. Pabriknya pun berstandar nasional dan internasional. Selain itu, SoMan juga memiliki konsultan medis terpercaya. Sangat jarang terjadi kan obat herbal yang justru memiliki dan dipercaya oleh para konsultan medis.

perbandingan SoMan dengan produk lain yang sejenis
perbandingan SoMan dengan produk lain yang sejenis

Kelebihan 7TER ini yang membuat SoMan lebih unggul dibanding dengan produk-produk sejenisnya yang dipasarkan di pasaran. Tak hanya omong doang, saat workshop pun kami dikasih lihat produk-produk sejenis SoMan, dibedah masing-masing komposisinya hingga diuji kandungan pH yang ada dalam produk pesaingnya.

SoMan mengklaim bahwa produknya lebih aman dikonsumsi jika dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Berikut tabel perbandingan yang membuat SoMan aman dikonsumsi dibandingkan obat-obatan kimia:

perbedaan-soman-dan-obat

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ada baiknya pengguna harus memerhatikan dosis dan aturan minum SoMan, sebagai berikut:

  • Untuk menjaga daya tahan tubuh: 5 tetes, 3x sehari
  • Untuk yang memiliki gejala penyakit: 7-10 tetes, 3x sehari
  • Untuk yang memiliki penyakit kronis dan kanker: 10-15 tetes, 3x sehari

Yang perlu diperhatikan saat meminum SoMan adalah:

  1. Kocok terlebih dahulu
  2. Larutkan SoMan ke dalam 100ml air
  3. Sebaiknya dikonsumsi 60 menit sebelum makan
  4. Jangan menggunakan air panas

Pengalaman Mengonsumsi SoMan

Setelah menemukan SoMan di tas dan mengingat lagi apa yang telah dijelaskan pemateri di workshop Sehat bersama SoMan, saya pun mencoba SoMan untuk mengobati susah BAB dan perut yang sering melilit. Jujur saja, perut yang melilit ini mengganggu sekali saat dibawa untuk beraktivitas. Bahkan, untuk beberapa hari tersebut saya terpaksa libur ikut acara blogger karena khawatir perut tidak bisa berkompromi.

Akhirnya, pada tanggal 25 Maret 2017 saya tetapkan untuk mengonsumsi SoMan. Siapa tahu dengan mengonsumsi SoMan perut jadi lebih baik. Berikut efek dan perkembangan dari hari ke hari setelah saya mengonsumsi SoMan:

– 24 Maret 2017 
Pertama kali mengonsumsi SoMan. Konsumsi di hari pertama saya minum 5 tetes selama 2x sehari karena masih khawatir akan menimbulkan efek samping di perut. Hari pertama ini saya juga belum mengubah gaya hidup alias masih makan serampangan. Makan pedas masih jalan terus demi bisa lancar BAB.

– 25 Maret 2017
Sedikit lega karena sudah bisa BAB di malam harinya walau kotoran masih keras. Perut masih merasa melilit. Bahkan rasa melilit sudah mulai mengganggu karena kalau dibawa jalan atau beraktivitas sangat terasa. Punggung sebelah bawah pun terasa seperti ditusuk jarum, efek dari perut yang melilit. Konsumsi SoMan masih seperti hari sebelumnya, 5 tetes 2x sehari.

– 26-28 Maret 2017
Menghentikan minum SoMan sejenak karena ingin mengevaluasi apa yang menjadi penyebab perut terus-menerus melilit. Soalnya melilitnya semakin lama semakin terasa sakit. Akhirnya terpaksa menghentikan minum SoMan beberapa hari dan suami menyarankan saya mengurangi atau tidak makan pedas karena katanya percuma kalau minum sesuatu (penyembuh) tapi saya nggak mengubah gaya makan saya. Salah satu penyebab perut melilit tiada henti adalah saya memiliki riwayat sakit maag. Memang sakit maag tersebut sudah jarang kambuh tapi ketika kambuh sakitnya bikin melintir-melintir.

– 29 Maret 2017
Mulai minum SoMan kembali. Kali ini 3x sehari sebanyak 5 tetes. Untuk pemulihan, saya juga menunjangnya dengan mengubah pola makan. Saya menghindari makan makanan pedas dan berusaha makan 3x sehari (biasanya saya makan hanya 2x sehari). Saya juga mulai makan buah dan sayur agar BAB tetap lancar.

– 30 Maret 2017
Perut sudah mulai terasa nyaman. Melilit sudah mulai berkurang. Saya sadar kalau punya maag makanya mulai hari itu jadwal makan diteraturkan dengan makan tepat waktu, membiasakan sarapan, (masih) tidak makan pedas, dan minum SoMan 5 tetes 3x sehari. BAB juga mulai lancar, sehari sekali di pagi hari.

Baca Juga:   Menjaga Daya Tahan Tubuh saat Melewati Pandemi di Kampung Halaman

– 31 Maret-12 April 
Perut berangsur-angsur mulai nyaman seperti sedia kala. BAB juga lancar setiap hari. Konsumsi SoMan masih 5 tetes 3x sehari ditunjang dengan mengurangi makanan pedas, makan 3x sehari, tidak terlambat makan, dan tidak tidur larut malam. Masa-masa ini adalah saat ternyaman perut karena efek konsumsi SoMan dan mengubah gaya hidup.

– 12-17 April 2017
Libur konsumsi SoMan karena ketinggalan saat pulang kampung ke Kutoarjo. Rasanya sedih banget ketinggalan SoMan saat liburan, hiks. Karena perut sudah nyaman saat pulang kampung, saya kalap lagi. Di rumah, saya dan suami mencoba banyak kuliner khas rumah. Dari Bakmi Jowo, ronde, bakso, mie ayam, rica-rica ayam, sampai lele disambal kencur pedas buatan ibu. Pola makan saya juga berubah. Saat liburan, saya bisa makan 5x sehari atau malah cuma 2x sehari karena sibuk seharian pelesiran sama suami.
Puncaknya adalah ketika tanggal 17 April 2017 saya harus pulang ke Jakarta menggunakan kereta. Sebelum kereta berangkat saya sudah nongkrong di toilet kereta karena perut melilit. Saya resmi kena diare hari itu. Ditambah lagi AC kereta sangat dingin dan makanan bekal yang dibawakan ibu rasanya pedas. Dalam perjalanan kereta Kutoarjo-Pasar Senen saya bolak-balik ke toilet kereta hingga beberapa kali. Perut rasanya melilit dan panas. Malam harinya ketika sudah di rumah mendadak suhu tubuh naik jadi 37,6 derajat celcius. Saya masih bolak-balik BAB ke kamar mandi dan setiap BAB isinya air.

– 18-19 April 2017
Belum kembali minum SoMan karena masih takut dengan perut yang masih melilit disertai diare. Dua hari ini mulai mengurangi makan pedas. Saya belum mau minum obat diare karena takut berefek samping susah BAB setelahnya. Dua hari ini pula, gaya hidup saya masih berantakan karena banyak deadline jelang tanggal 20. Puncaknya, saya nggak bisa ke Kemayoran (rumah saya di Ciledug, KTP Kemayoran) untuk nyoblos karena badan masih lemas dan masih bolak-balik kamar mandi.
Setelah mendengar deadline artikel tentang SoMan diundur saya lega selega-leganya. Pasalnya, tanggal 19 April 2017 ini memang tubuh nggak karuan banget karena sejak beberapa hari sebelumnya berkutat dengan deadline. Saya saat itu mengekspresikan kegembiraan dengan komen di salah satu postingan teman dan berucap syukur deadline diundur karena sedang diare. Nggak lama Mbak Wawa Fajri merespon dan menyarankan minum SoMan karena ada salah satu blogger ada yang sudah terbukti ampuh mencobanya saat diare. Malam itu juga saya mulai lagi minum 5 tetes soman dicampur air.

– 20 April 2017
Mulai merutinkan kembali minum SoMan, 5 tetes 3x sehari. Saya juga mengubah pola makan seperti semula dengan tidak makan makanan pedas, tidak telat makan, tidur tepat waktu, dan tidak berlama-lama di depan kipas angin. Hasilnya perut sudah mulai agak nyaman. Badan pun nggak panas lagi suhunya ketika menjelang malam.

– 21 April 2017 – sekarang
Perut sudah sangat nyaman, tidak ada rasa melilit, BAB lancar serta tidak berupa air lagi. Sampai sekarang saya masih konsumsi SoMan 5 tetes 3x sehari dengan pola minum 5 tetes setelah bangun tidur, 5 tetes 1 jam sebelum makan siang, dan 5 tetes sebelum tidur. Kenapa nggak semuanya diminum 1 jam sebelum makan aja? Karena saya nggak bisa memastikan saya makan dimana hari itu. Bisa saja saya sarapan di rumah tetapi makan siang dan malam di tempat lain karena sedang ada acara. Makanya, saya memilih waktu-waktu tersebut untuk meminum SoMan.
Untuk memaksimalkan efek, saya juga mulai (lagi) mengubah gaya hidup dengan mengubah pola makan. Sangat susah memang buat saya mengurangi atau bahkan menghilangkan makanan pedas. Namun, sekarang saya sedang mencobanya. Saya juga menunjang gaya hidup sehat dengan makan buah dan sayur secukupnya agar nutrisi tercukupi dan tidak susah BAB.

Simpulan

Saya adalah orang yang percaya bahwa ‘You are what you eat‘ untuk masalah kesehatan. Masalah sakit perut yang saya hadapi selama ini salah satu faktornya adalah karena ketidakdisiplinan saya dalam mengatur pola makan. Beruntung, saat perut saya bolak-balik tidak bersahabat beberapa waktu lalu ada SoMan yang hadir dan cocok untuk ‘menentramkan’ perut saya yang sering bergejolak.

Review-SoMan-Indonesia

SoMan adalah salah satu faktor yang menyebabkan kondisi perut saya pulih kembali. Namun, di balik semua itu saya juga tidak boleh abai dengan gaya hidup dan pola makan. Jangan mentang-mentang ada SoMan lalu saya kembali ke pola makan tak beraturan, terlalu sering makan pedas, dan makan semau-maunya. Saya percaya, penyakit apapun dimulai dari diri sendiri. Kalau saya tidak mengubah pola makan dan hidup, tidak ada jaminan perut tidak akan bergejolak walaupun ada SoMan yang mendampingi.

Saat ini, saya masih rutin meminum SoMan sebagai penjaga daya tahan tubuh. Namun, untuk memeroleh kesehatan yang paripurna saya juga mendukungnya dengan mengubah pola hidup, antara lain:

  • Makan banyak sayuran dan buah
  • Tidak telat makan
  • Mengurangi makan pedas walaupun poin yang ini sangat susah tapi harus mulai dilakukan
  • Tidak tidur terlalu malam
  • Olahraga teratur

Terima kasih SoMan dan sakit perut beberapa minggu ini yang mengajarkan saya pelajaran berharga tentang kesehatan. Somoga SoMan bisa terus menjadi sahabat yang menentramkan perut saya.

Disclaimer: Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Efek SoMan pada setiap orang yang mengonsumsinya bisa jadi berbeda tergantung kondisi tubuh, gaya hidup, dan pola makan masing-masing. 

 

ratna dewi

20 Comments
Previous Post
Next Post
Ayomakan Fast, Feast, Festive 2023
Rekomendasi

Jelajahi Kuliner Bersama AyoMakan Fast, Feast, Festive 2023